watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

FENTY SAYANG PAPA

Selepas SMA, Fenti, waktu itu 20 tahun,
melanjutkan studinya ke Akademi Sekretaris
ternama di Bandung. Dengan wajah sangat
cantik, tubuh tinggi semampai, dan
kemampuan akademis yang cukup baik,
pantaslah kalau Fenti memasuki akademi
tersebut. Pacar Fenti sejak SMA, Ganjar, tetap
setia dan semakin serius dalam menjalin
hubungan dengan Fenti.
"Mau kemana lagi, Fen?" tanya Ganjar sambil
melirik ke Fenti.

"Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,"
jawab Fenti sambil bersandar pada jok mobil,
matanya terpejam.

Ganjar sekilas melirik pada paha Fenti yang
putih mulus. Rok mini yang dipakai Fenti naik
tersingkap dengan posisi duduk Fenti tersebut.
"Fen, kita ke motel dulu, ya..?" ajak Ganjar.
"Yee, kamu horny ya?" kata Fenti melirik Ganjar
sambil tersenyum.

"Habisnya aku tidak tahan melihat kamu..." kata
Ganjar sambil tersenyum pula.
"Ya sudah, mau dimana?" tanya Fenti sambil
tangannya mengelus paha Ganjar yang sedang
mengemudi.

Ganjar tak menjawab. Hanya senyuman saja
yang tampak di wajahnya sementara mobil
diarahkannya menuju sebuah motel..
"Buka dong semua pakaian kamu," kata Ganjar
sementara dia sendiri melucuti semua
pakaiannya.

"Ih dasar otak horny!" kata Fenty tersenyum
sambil melepas seragam kuliahnya.
"Aku cinta kamu.." kata Ganjar sambil memeluk
tubuh telanjang Fenti dari belakang.
Satu tangan meremas buah dada Fenty,
sementara satu tangan mengelus dan
mengusap memeknya.

"Mmhh..." desah Fenty sambil terpejam.
Tangan Fenty menggenggam kontol Ganjar
yang sudah tegak dan sesekali mengenai
belahan pantatnya.

"Mmhh.. Enak sayang..." bisik Ganjar ketika
Fenty mengocok kontolnya.
Fenty tersenyum dan langsung membalikkan
badannya menghadap Ganjar lalu mengecup
bibirnya. Ganjar me
mbalas kecupan bibir Fenty
dengan hangat.
"Hisap, dong..." bisik Ganjar di telingan Fenty.
Fenty tersenyum sambil merendahkan
badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya
tepat di depan kontol Ganjar yang sudah berdiri
tegak. Lidah Fenty mulai menjilati kepala kontol
Ganjar sementara tangannya tetap mengocok
batangnya.

"Ohh.. Enak sayang..." bisik Ganjar sambil
memompa kontolnya pelan ketika Fenty mulai
mengulum batang kontolnya.
Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Fenty pada
kontolnya membuat Ganjar mengejang
menahan nikmat.

"Gantian dong..." kata Fenty sambil bangkit
setelah beberapa waktu.
Fenty bersandar ke dinding sambil berdiri.
Ganjar jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan
Fenty. Fenty memejamkan matanya dan
melebarkan kakinya ketika lidah ganjar mulai
menelusuri belahan memeknya.

"Oww.. Enak banget, sayang," kata Fenty
sambil memegang kepala Ganjar dan
mendesakan ke memeknya.
Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah
Ganjar bermain di lubang memek dan
kelentitnya bergantian
.
"Ohh.. Sshh..." desis Fenty merasakan
kenikmatan yang tak terhingga.
Fenty terpejam dan mendongak sambil
mendesakkan kepala Ganjar lebih keras ke
memeknya ketika ada sesuatu yang sangat
nikmat tiada tara yang mau keluar..
"Ohh.. Ohh.. Ohh..." Fenty menjerit pelan
tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.
Terasa ada yang menyembur hangat enak di
dalam memeknya.

"Mmhh.. Enak sekali sayang," kata Fenty sambil
agak membungkuk lalu mencium bibir Ganjar
yang masih basah oleh cairan memeknya.
Ganjar sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah
membalas ciuman Fenty sesaat, segera
ditariknya tubuh Fenty ke atas ranjang. Fenty
telentang sambil membuka kakinya lebar.
Dengan tak sabar Ganjar segera menaiki
tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke
memek Fenty. Tangan Fenty segera
menggenggam dan membimbing kontol
Ganjar ke lubang memeknya. Dengan sekali
desakan, kontol Ganjar sudah masuk ke memek
Fenty. Kontol Ganjar keluar masuk memek
Fenty disertai bunyi khas..

"Mmhh..." Fenty mendesah sambil terpejam
sementara pinggulnya bergoyang
mengimbangi gerakan Ganjar.
"Enak sekali, sayangghh..." desah Ganjar.
Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi
bersetubuh mereka lakukan, Ganjar hampir
mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Ganjar
semakin cepat keluar masuk memek Fenty.
Ketika puncaknya, Ganjar segera mencabut
kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir
ranjang. Fenty yang sudah terbiasa, langsung
mengerti. Kontol Ganjar yang masih basah oleh
cairan memeknya segera dikulum han dihisap
kuat sambil dikocok pelan. Ganjar terpejam
sambil memegang kepala Fenty dan
mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut
Fenty. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani
Ganjar tumpah di dalam mulut Fenty yang
terus menghisap kontolnya.

"Wohh.. Enak sekali, sayang," ujar Ganjar
dengan nafas berat.

Fenty tersenyum sambil menjilati batang dan
kepala kontol Ganjar dari sisa air maninya yang
masih menempel. Lalu mereka berciuman..
"Cepat pulang ah..." kata Fenty setelah mereka
selesai berpakaian dan merapikan diri.
"Ya sayang..." kata Ganjar sambil
menggandeng Fenty keluar kamar.
Sesampai di rumah, Ganjar segera pulang
setelah berpamitan kepada Papa dan mama
Fenty.

"Lama amat sih, Fen?" tanya mamanya.
"Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke
tempat makan," kata Fenty ringan sambil segera
ke kamarnya untuk ganti pakaian.
Malam harinya, ketika mereka sedang nonton
TV, Papa dan Mama Fenty segera bangkit dari
tempat duduk karena sudah waktunya jam
tidur.

"Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti
sakit kepala," kata mamanya kepada Fenty.

"Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-
serunya," kata Fenty sambil matanya terus
melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah
beberapa menit, telinga Fenty menangkap suara
ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya
Fenty sudah mengerti apa yang sedang terjadi
di kamar orang tuanya. Fenty bersikap cuek
saja awalnya. Tapi rasa penasaran dihatinya
membuat Fenty ingin mengintip mereka.
Segera fenty bangkit lalu mengendap mengintip
dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas
tapi Fenty dapat melihat Papa Mamanya sedang
bersetubuh.

Darah Fenty berdesir karenanya. Ketika mata
Fenty melihat buah zakar dan kontol papanya
yang keluar masuk memek Mamanya,
darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas
lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah
selesai bersetubuh, papanya bangkit dan
mengelap kontolnya yang basah. Tampak jelas
di mata Fenty betapa kontol papanya lebih besar
dari kontol Ganjar. Fenty segera berdiri,
mematikan TV lalu segera bergegas masuk
kamarnya. Di atas ranjang, Fenty tidak bisa
memejamkan matanya. Terbayang terus
persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih
ketika terbayang kontol Papanya yang besar..
Perasaan Fenty jadi gelisah.

Sejak saat itu Fenty secara sadar arau tidak
selalu memperhatikan gerak gerik Papanya.
Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja.
Mata Fenty selalu mencuri pandang ke paha dan
selangkangan Papanya. Papa Fenty waktu itu
berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.
Suatu malam..

"Pijitin pundak Papa, Fen.. Pegal amat," kata
Papa Fenty waktu mereka nonton TV.
"Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Fenty
gampang mijitnya," kata Fenty.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di
lantai. Fenty segera memijit pundak Papanya
sambil nonton TV.

"Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa..."
kata Mamanya sambil bangkit dan menuju
kamarnya.
"Fenty sayang P
apa," bisik Fenty sambil
merangkulkan tangannya ke leher Papanya.
"Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu
sudah begini," kata Papanya sambil tersenyum
dan menoleh ke Fenty.

"Mm.. Fenty tidak minta apa-apa kok, Pa..." bisik
Fenty lagi manja.

"Fenty hanya mau bilang kalau Fenty sayang
Papa," kata Fenty sambil mencium pipi
Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil
tanganya memegang tangan Fenty yang
sedang memeluk dirinya dari belakang.
"Tumben kamu manja begini," kata Papanya
sambil menoleh dan menatap Fenty lama.
Fenty tersenyum lalu mencium pipi Papanya
lagi berkali-kali. Darah Fenty mulai berdesir.
"Ada apa sih, Fen?" kata Papanya lagi sambil
tersenyum.

Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir
mungil Fenty mengecup bibirnya.
"Fenty sangat sayang Papa," bisik Fenty lirih
sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.
Papa Fenty pada awalnya kaget atas tindakan
putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan
hangat bibir Fenty bisa menghangatkan
perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman
Fenty dengan hangat pula.

"Mm..." suara Fenty terdengar pelan.
Papa Fenty bangkit lalu duduk berhadapan
dengan Fenty. Kembali dilumat bibir Fenty
dengan agak panas. Fentypun membalasnya
dengan agak panas pula. Tangan Fenty
bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil
tetap berciuman diremasnya pelan kontol
Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak
tegak dan tegang..

"Fenty sayang Papa," kembali Fenty berbisik.
"Papa juga sama..." kata Papanya dengan nafas
memburu.
"Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu," kata Fenty
sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke
kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Fenty. Fenty
langsung memeluk dan melumat bibir Papanya
dengan liar, Papanyapun membalasnya
semakin panas. Tangan Fenty mulai berani
disusupkan dan masuk ke celana kolor
Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan
meremasnya pelan.

"Mmhh..." suara Papanya tertahan karena
masih berciuman.

Fenty kemudian melep
askan pelukannya lalu
merendahkan tubuhnya hingga jongkok.
Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut
hingga kontol besarnya yang tegak tampak di
depan wajahnya. Fenty mengocok pelan kontol
Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya
terpejam sambil memegang kepala Fenty.
"Ohh..." desah Papanya.

Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut
Fenty. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya
bergetar lalu... Crott! Crott! Crott! Air mani
Papanya muncrat di dalam mulut Fenty. Fenty
dengan tenang menelannya habis. Fenty lalu
berdiri sambil tersenyum.

"Fenty pengen, Pa.." pinta Fenty berbisik.
"Tidak bisa sekarang sayang," kata Papanya
sambil membetulkan celananya.
"Kapan, Pa?" kata Fenty sambil memeluk dan
mengecup bibir Papanya.
"Kamu pulang kuliah jam berapa?" tanya
Papanya.

"Jam 11, Pa..."
"Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus
jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari
tempat..." kata Papanya sambil tersenyum.
"Iya, Pa..." kata Fenty sambil tersenyum pula.
"Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput,
ya?" kata Papanya. Fenty mengangguk.
"Sekarang tidurlah," kata Papanya sambil
mencium bibir Fenty mesra.
Besok harinya sesuai dengan rencana, Fenty
dijemput di kampus.

"Mau makan siang dimana?" tanya Papanya.
"Tidak usah makan siang, Pa..." kata Fenty
manja.
"Langsung saja..." kata Fenty tersenyum.
Papa Fentypun tersenyum. Mobil langsung di
arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka
langsung berciuman. Fenty menatap mata
Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya
satu demi satu.

"Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita
sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor
lagi," kata Papanya sambil tersenyum lalau
melepas semua pakaiannya.

Fenty juga sama. Tubuh Fenty telentang di atas
ranjang. Papanya segera duduk di pinggir
ranjang. Tangannya mulai mengelus dan
meremas buah dada Fenty. Fenty terpejam
menikmati belaian Papanya itu.
Sementara
tangannya dengan segera meraih kontol
Papanya yang sudah tegang besar. Diremas
dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai
turun ke memek Fenty. Diusap dan di gosoknya
memek Fenty dengan mesra. Lalu salah satu
jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang
memeknya bergantian. Fenty terpejam sambil
menggigit bibir sementara tangannya tak henti
mengocok kontol Papanya.

"Cepat masukkan, Pa..." pinta Fenty.
Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera
menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya
ke memek ke belahan memek Fenty. Fenty
menatap mata Papanya sambil tangannya
segera meraih kontol dan mengarahkan ke
lubang memeknya. Dengan sedikit desakan,
kontol Papanya perlahan masuk ke memek
Fenty. Fenty terpejam merasakan rasa nikmat
dari orang yang sangat disayanginya. Tak
terasa air matanya mengalir di pipi.
"Ada apa sayang?" tanya Papanya sambil terus
memompa kontolnya.

"Fenty sangat bahagia bisa bersama Papa saat
ini," kata Fenty sambil memeluk erat Papanya.
"Fenty sangat sayang Papa," bisik Fenty.
"Papa juga sangat sayang kamu," kata Papanya.
Fenty tersenyum sambil menggoyangkan
pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul
Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat
luar biasa dirasakan oleh Fenty saat itu.

Siang itu
Fenty dan Papanya dengan liar bersetubuh
bermandi peluh dan desahan serta jeritan
kenikmatan

. Sampai akhirnya terasa kontol
Papanya berdenyut tanda akan mencapai
orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Fenty
lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya.
Tapi Fenty dengan segera bangkit dan langsung
menghisap serta mengocok kontol Papanya
sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya
menyembur banyak di dalam mulut Fenty.
Fenty menelannya dengan tenang lalu
tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Fenty.
"Kamu hebat sayang..." bisik Papanya.
"Lebih hebat dari Mama kamu," kata Papanya
lagi.

"Fenty sayang Papa..." bisik Fenty sambil
tersenyum.

TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1367
U-ON

inc Powered by Xtgem.com